Tuesday, November 1, 2016

Liburan ngajak anak yang "berkebutuhan khusus?" Don't worryyyyy

Okhay, kenapa gw mau nulis ini? Karena ini baru juga pulang dari liburan ke Bali sama anak-anak hehehe *pamer ih.
Lalu, kenapa gw bilang don't worry? Karena gw travelling dengan anak sulung yang berkebutuhan khusus (li'l Kay punya Leukemia, untuk saat ini) dan ternyata perjalanannya lancar, and anaknya merasa enjoy banget. Kebutuhan khusus di sini artinya bisa macem-macem loh ya, bukan berarti ada yang berbeda secara fisik aja, tapi juga bisa termasuk anak yang alergi ini-itu, atau punya preferensi yang bener2 kuat (misalnya, cuma mau makan ayam, cuma mau susu merk tertentu, makanan harus steril/bersih kayak Kay, dll).

Jadi, let me share my experience ya.

Okay sedikit background tentang Kay-ku. Dua tahun yang lalu dia terkena Leukemia dan sampai sekarang masih ngejalanin kemoterapi. Kebutuhan dia adalah, semua-semua harus bersih, harus menghindari tempat yang super ramai, kemana-mana harus pakai masker, and makanan harus baru dimasak, nggak bisa sembarangan.

Karena kondisinya, kasian tuh dia jadi jarang liburan. Main paling di mall-mall yang agak sepi aja kalau weekend, atau ke rumah tetangga haha.
So, last week kami orangtuanya (ciye) memutuskan untuk nyoba bawa dia liburan, sekalian memanfaatkan voucher hotel gratisan...yihaa! Hal-hal yang kami pertimbangkan saat memutuskan liburan ini antara lain:

1. Destinasi liburan
Nah, ini ortu harus milih tempat-tempat yang sekiranya paling pas. Pertimbangannya bisa macem2. Bisa menurut kesukaan/hobi anak (cth. Science Center Singapore, Taman Safari Cisarua, pantai di Bali) atau menurut tujuan orang tua yang ingin memperkenalkan atau membiasakan anaknya terhadap sesuatu (cth. camping di Lembang, trip museum purba, dll dsb). 

2. Maskapai penerbangan + jadwal penerbangan
Kenapa pilihan maskapai itu ngaruh? Karena untuk yang bawa anak, pertimbangannya ada beberapa nih:
- Misal anaknya nggak boleh yang terlalu ramai penumpangnya, hindari maskapai2 yang terkenal selalu penuh (i.e. Lion Air, Air Asia), dan/atau, pilih jam keberangkatan yang kira2 masih sepi (i.e. pagi2 banget...urusan mandiin sama kasih makan anak mah gampang lah, mandi di hotel pas nyampe, kasih makan di airport, atau bekal di jalan).

- Untuk yang belum pernah travelling bawa anak, nih ya gw kasitau....bawaan loe bakal banyaakkk cyiiiinn! Jadi, pilih maskapai yang udah include free bagasi yaa. Untuk budget airline, salah satu yang kasih free bagasi itu Lion Air. Untuk Air Asia, misalnya, walaupun harga tiket murah, kalau kita bawaannya banyak, baggage fee itu lumayan mahal. Apalagi kalau yang belum planning dan tiba2 on the spot di airport, kopernya overweight dan terpaksa harus beli jatah bagasi saat itu juga, mahal bok. Jatuhnya malah bisa lebih mahal daripada maskapai non budget lain (pernah terjadi pada gw, hiks)

Oh iyaa satu lagi, kalau dapet jatah bagasi, kita jadi bisa bawa bekal yg bentuk liquid. Contoh, Kay itu harus minum susu UHT/Pasteurized. Yang udah pasti dia bisa minum itu Ultra cokelat. Belum tentu destinasi kita punya Ultra cokelat, atau misalnya dari UHT/Pasteurized milk yang ada, anaknya nggak suka. Jadi, kan harus bekal banyak tuh susu. Kalau koper cabin aja, mana bolehhh bawa susu cair sebegitu banyak? Jadi mau ngga mau harus pilih maskapai yang dapet jatah bagasi, atau beli bagasi. Understand? Yes? Okeh good!

- Kalau Garuda lagi promo, take it! Why? mereka kid friendly, biasanya ada in flight entertainment yg bisa bantu kita biar anak ngga rewel, and mereka biasanya kasih satu paket hadiah untuk anak yang isinya activity book sama boneka. Pleus, dapet makan!

3. Jenis penginapan
Nah, jenis penginapan ini, pilihannya antara lain: hotel, apartemen (dari AirBnB misalnya), service apartment (apartemen yang ada cleaning servicenya). Kenapa ini ngaruh? Karena ada anak2 kebutuhan khusus yang makanannya harus dimasak sendiri. Nah kalo gini kan berarti harus cari tempat yang ada dapurnya. Awal-awal Kay kemo dulu gini nih, kalau lagi jadwal kemo ke Singapur, harus cari apartemen yang ada dapurnya, biasa dapetnya dari sini: https://www.airbnb.com/

Lalu, untuk yang nggak masalah dengan hotel regular, harus cari tau nih (rajin2 buka agoda dan sejenisnya ya cyin, biasa lengkap nih infonya):
- Menu restonya kid friendly ga (pernah dapet yg menunya either minim banget ga banyak pilihan, atau isinya pedes semua jadi anak2 mana bisa).

- Untuk yang makanan hotelnya terbatas, lokasinya deket ngga sama minimarket/resto/mall/supermarket/fastfood macem McD. Yah pokoknya harus dilihat akses ke makanan mudah ngga. Biasanya gw liat info ini dari Agoda: https://www.agoda.com/id-id/, di bagian Reviews nya. Karena di review2 itulah info2 yang sebenarnya berada. Kalau cuma deskripsi hotel mah, yang ditulis pasti yang bagus2nya doang toh.

- Kamarnya punya mini fridge apa engga. Ini ngaruh banget kalau kita bekal yang bangsa2nya yoghurt, keju, minuman2 dari minimarket (krn kalau minibar mah mahal ih, beli aja di luar kali haha).

4. Akses ke makanan (baik itu restoran/mini market/ supermarket)
Ya udah ini nyambung sih sama yang di atas hehehe. Tapi ada tambahannya. Misalnya, kondisi tempat tujuan kita makanannya nggak terjamin untuk anak yang semua-semua harus bersih. Kita harus make sure bawa bekal yang mudah dibawa, mudah diolah. Contoh beberapa makanan yang udah gw coba dan hasilnya ok:
- Cereal2 yang sudah bentuk kemasan lengkap dengan mangkuk, susu bubuk, sama sendok plastiknya. Tinggal tambah air. Praktis, nggak macem2, nggak aneh2.

- Roti tawar, plus selai cokelat merk Kewpie (ini nemu baru2 aja sih, bentuknya tube kayak odol, tapi gede. praktis, tinggal oles langsung dari tubenya, lalu tutupannya ulir. Jadi aman untuk travel, nggak takut tiba2 beleberan di koper).

- Keju kraft. Kalau emergency banget sih, Kay makan nasi putih pake keju aja udah doyan hehehe.

- Begitu nyampe tempat tujuan, sempetin untuk beli pisang. Salah satu buah yang paling versatile, nggak perlu potong2 tinggal hap. Untuk ngganjel lapar juga lumayan.

- Biskuit Oat yang ukurannya lonjong kecil2 itu loh (apa yah merknya?), mereka kalau ditambahin susu bisa jadi cereal juga. Tapi anak2 sih lebih suka dimakan langsung.

Kurang lebih itu sih untuk urusan makanan. Untuk Kay, gw beli rice cooker mini sih, itu bisa buat bikin nasi macem2 juga, tinggal tambahin santan sama apa kek, bakso atau apa gt, udah bisa mateng enak. (Makanya pake maskapai yang bisa check in bagasi, jadi bisa muat bawa rice cooker kecil ini)

5. Ketersediaan tenaga medis (just in case, amit2 *knock on wood)
Naaah, ini terkait dengan anak2 kebutuhan khusus yang just in case kalau ada apa2 (again, amit2, knock on wood).

Plus, some other stuff yang penting dan jangan sampe ketinggalan:
- Jaket anak buat di pesawat (atau emaknya bekal pashmina lah buat nyelimutin). Pesawat ACnya suka dingin banget!

- Obat2an penting: obat panas, tolak angin anak (misalnyaa), termometer, obat sakit perut sama obat pusing buat ortunya hahaha (eh srius ini)

- Buku medis anak kalau bisa mah.


Sekian dulu sharingnya dari gw. Kalau ada yang mau nambahin, feel free to add in the comments ya!

Next, gw share pengalaman gw mempersiapkan anak naik pesawat yakk. Remember those screaming babies and toddlers kalau naik pesawat? Ternyata ada penyebabnya, and ada beberapa hal yang gw lakuin, dan berhasil. Di anak gw sih, belom tentu juga sukses diterapkan ke semua anak, but hey, no harm in sharing riteee?

Until next time!

xoxo,
MandiMadu

No comments:

Post a Comment